Rabu, 06 April 2011

Ruang Cinta

“…lelah mu... jadi lelah ku juga, bahagia mu bahagia ku pasti… berbagi takdir kita selalu…”

Sepenggal lagu yang mengusap usap hati mengiringi klak klik mouse, ketak ketik keyboard di ruangan ku (baca : ruangan finance). Kata “lelah” adalah kata yang sama tersimpan dalam tiap raga dan ruang hati terdalam pada tiap orang yang ada di ruangan ini. Kalaulah ini ibarat paduan suara, pada saat start “ambil suara” maka kami tidak akan mulai dari “do…do…dooo…” tapi kami memilih dari “la…la…laaaa…lelaaah…” hehe. Bagaimana tidak, sudah hampir 4 atau bahkan 6 bulan terakhir ini kami terus dipacu, mengejar penyelesaian laporan demi laporan yang tak henti henti.

Dimulai tiga bulan sebelum akhir tahun lalu, kami harus marathon untuk persiapan audit, semakin dekat ke jadwal audit, marathon pun berubah menjadi sprint, wuuuzzzz…..!! berlari lebih kencang. Pergi pagi pulang petang dapat gaji bayar utang hehehe... (kata sang assistant). Pulang ontime adalah hal yang mewah buat tim ku saat ini, atau paling tidak harus punya alasan yang cukup mendesak untuk bisa pulang ontime, kucing mu sedang menunggu proses lahiran mungkin (hihihi ga penting krn ga punya kucing), alasan ini bukan untuk orang lain atau atasan, tapi lebih pada diri sendiri karena pekerjaan yang menumpuk ini seperti lagu sendu yang menderu-deru “benci benci benci tapi rindu juaa…”. Pulang ba’da maghrib itu paling cepat, sebuah prestasi. Paling lama? jangan ditanya, sulit benar memaksa para bujangan ini pulang, beruntung ada teknologi yang membantu menyampaikan teriakan dan omelan ku agar para jombang (jomblo bimbang) ini segera pulang. Entahlah, apa karena masih jomblo, atau karena ada tukang kredit menanti di rumah, makanya tak pulang-pulang, atau mau nyaingin bang Toyib.

Alhamdulillah proses audit dua pekan terlalui (walau rasanya seperti 2 bulan saja) menyisakan banyak cerita, tegang, lucu, konyol, riuh dan tentunya ilmu yang sangat berguna bagi pendewasaan diri kematangan ilmu juga bagi nusa dan bangsa (lebay). Belum juga sempat menghirup ketenangan dari sela-sela kelegaan ditinggalkan auditor, tring…tring..tring! oh my God, email email email dan semua berisi tagihan, dari mulai tagihan laporan pekanan, laporan bulanan, laporan 3 bulanan, sampai tagihan pembayaran dan tagihan-tagihan yang tak terkategorikan, ah dua pekan tenggelam di audit kami harus memaksakan diri tetap mengapung termegap megap untuk menyadari bahwa waktu terus berputar di luar sana, dan oleh karena waktu berputar tak ada alasan laporan-laporan dan tagihan-tagihan itu tidak terselesaikan. Penat bukan ? tunggu dulu…

Rasanya perlu mampir ke ruangan ku, untuk memastikan semua itu (tapi tidak disarankan yang punya keluhan “pundungan akut”), sekali pun didera, sekali pun menduka, sekali pun lelah dan penat ini tak terbantah, ruangan ku tak pernah bermuram durja, atau tepatnya tak ada yang tahan berlama-lama menekuk wajah. Satu celetukan di ruangan ini ibarat korek api yang disambarkan di ujung sumbu petasan.

dar.. der.. dor.. dar.. der.. dor..
“krrriiiinnnggg…” suara telepon kantor menyela [hening sepersekian detik]
lalu kembali

dar.. der.. dor.. dar.. der.. dor..
“ngeeekkk…” kali ini suara pintu, ada tamu yang mau pengajuan ternyata [hening lagi sepersepersekian detik]
lalu kembali

dar.. der.. dor.. dar.. der.. dor..
“berisiiiikkkk…” hahahaha…. kali ini peserta keributan sendiri yang merasa terusik karena tiba-tiba ada telepon masuk di hp-nya konfirmasi transferan, laporan atau mungkin tagihan butuh keheningan [hening lagi entah nol koma nol nol nol nol sekian detik]
lalu kembali

dar.. der.. dor.. dar.. der.. dor.. dar.. der.. dor..

Huuffttt… tak ada gunanya menghentikan keributan ini, hanya menambah level keributan ke level lebih tinggi. Mungkin sejenak terbayangkan ruangan ku mirip pasar ikan, eit tunggu dulu don't judge a book from its cover. Ruangan ku tak bisa disamakan dengan keriuhan pasar ikan, tidak bisa sama sekali, itu sangat tidak setara. Karena di dalam sini tak cuma tukang ikan, tapi juga tukang ayam, tukang pecel, tukang makan, tukang obat, tukang kibul, tukang kredit, tukang palak, dan tukang segala tukang. Hehehe… sekarang kau boleh menilai tak hanya dari cover karena sudah ku beberkan semua isinya. Yah riuhnya memekakkan telinga setara dengan pasar binong, pasar kordon, pasar cicadas, pasar suci, pasar ciroyom plus pasar malam derwati dan semua digabung jadi satu. nah sekarang sudah setara.

Mungkin sekarang ada yang bertanya “iiihh… itu kantor apa taman kanak-kanak yang muridnya sinchan semua” it’s ok, tiap ruangan punya ke khas-an masing-masing, walau kadang kusesali karena saat-saat penting aku harus berkonsentrasi akan sangat sulit ku dapati. But don’t worry be happy, selaku bagian dari kebisingan ini, akan kubagi tiga tips untuk mengatasinya :
1. Mengalah, caranya : ambil headset, putar lagu kesayanganmu, tarik indicator volume sampai ke puncak paling tinggi  mudah-mudahan kau pun akan terbebas dari siksa keributan yang kadang membuat perutmu kram karena lelucon lucu konyol, gak penting, sadis [bkn tetang kekerasan fisik ya] akan mengiris iris kebekuan dan kesombongan hati mu, tak bisa mengelak, tak bisa jaim tak bisa tidak menjadi bagian dari semua itu. Kecuali tadi, kau menutup telinga mu dengan headset dan halangi pandanganmu dengan layar monitor (walau tak ku jamin itu safety 100%).
2. Teriak, “..berisiiiikkkkkk….!!!!” nah ini lebih efektif sebenarnya, sejenak suasana akan hening tapi belum terbukti efisien karena hanya mampu bertahan tak lebih dari 5 menit dan kembali dar..der..dor.
3. Teknologi, kirimkan pesan singkat via YM ke biang kerok keributan isinya singkat saja, contohnya :
“kamu ya, saya dengar dari tadi berisik melulu, serius dong kerjanya kl ga saya pulang nih” dan biang kerok pun akan makin ribut kegirangan krn bos-nya mau pulang (yang itu becanda)
Hehehe…yang ini penjelasan seriusnya : cara ketiga ini lebih efektif dan efisien selain menyelematkan wajah si biang keributan dan juga ybs mengerti kalau pesan yang dikirim tersebut serius (gimana ga serius untuk pengiriman icon jelek aja si internet harus memilih bermilyar-milyar IP adress utk memastikan tak salah alamat beuuhhh canggih) dan keributan harus segera diakhiri walaupun mungkin hanya bertahan tak lebih dari 15 menit (ini sudah masuk excellent) :(( hiks..hiks...

Tapi hati-hati, ini bukan sekedar tentang petasan, tapi kadang kami pun berkomunikasi dengan bahasa tim bola voley, bedanya disini tak pembagian tim. Dan tak ada yang menentukan siapa yang harus serve. selalu ada yang berinisiatif melakukannya, ajaibnya tanpa komando selalu ada yang akan menerima bola, lalu di over ke sembarang pemain, pemain lain pun selalu siap menerima over-an, bola terus dilambungkan dari satu pemain ke pemain lain, dan siap-siap setelah bola semakin panas pemain yang kebetulan memegang bola panas siap melakukan smash yang tajam dan akurat dijamin membuat wajah bersemu merah bak kepiting rebus, korbannya bisa siapa saja (walau ada satu korban permanen di ruangan ini “S*ni”, tapi selain dia, pemain bebas memilih siapa target smash-annya). Itu kalau lagi beruntung, kalau lagi apes, tak hanya seorang yang melakukan smash, tapi satu bola bisa dismash beramai ramai menyerang satu korban. Plak! telak. Permainan tingkat tinggi yang sulit diterapkan dalam permainan bola voley sebenarnya. Parah.

Sadis ga? Sadis ga? Ngga lah, karena setelah acara puncak dirayakan (smash keras) seisi ruangan akan tertawa dan anehnya yang paling keras ketawanya adalah orang yang di smash. Kami memang tak hanya senang menertawakan orang lain, kami pun suka menertawakan diri sendiri. Hahaha…kumpulan orang-orang aneh yang menyenangkan. Dan aku mencintai orang-orang aneh ini, betapa tidak… tugas-tugas ini itu, laporan-laporan ini, tagihan-tagihan ini, entry-an – entry-an ini, klaiman – klaiman ini , target-target ini, terlalu berat untuk dihadapi dengan wajah serius, suasana hening mencekam, percakapan formal, dan sikap “siapa elu, siapa gue”. Dan untuk bisa tetap merasa nyaman kami perlu bola dan petasan. Walau lama aku merindukan keheningan, tapi kurasa bisa kutunda, tak mengapa karena keributan ini tak sebanding bila ditimbang dengan apa yang harus kami selesaikan (sesuatu yang besar kawan). Pekerjaan ini tak bisa dilalui dengan tekanan batin yang membuatnya sempit terhimpit serasa dijepit, sakit... kit..kit..kit.. 

Sob (sobat mksdnya), sungguh aku mencintai kebisingan ini, karena kebisingan ini yang selalu membuat ku rindu untuk kembali hadir di ruangan yang sepanjang jalannya bertabur deadline, setiap hari. Karena kebisingan ini membantu aku mencintai pekerjaanku, dengan sepenuh penuhnya hati, karena kebisingan ini yang membuat kita tak sekedar teman yang kita hafal namanya, tapi juga sahabat yang kita hafal karakternya. Cieee….

Begitulah… harapanku semoga kita bisa saling menjaga, kebebasan berekspresi yang tak membuat kita lupa mengontrol diri, tetap peka terhadap situasi dan kondisi, tetap menghargai yang tak sehati, karena tak semua bisa kita hadapi dengan tertawa dan canda, walau pun itu menyenangkan. Beri ruang untuk kedewasaan. waspadalah.. waspadalah.. :D

Bersama jiwa-jiwa yang luas, dan hati-hati yang tegar, aku merasa ruang kecil ini seperti savana luas tak bertepi. Ruangan Ajaib.

5 komentar:

  1. seru.. seru... banyak cerita di ruangan ini, dan senang rasanya menjadi bagian dari biang keributan

    BalasHapus
  2. ha..ha...memang paling menyenangkan menjadi pelaku....ayo tebak....peranku apa di tulisan ini...ha...ha..

    BalasHapus
  3. hehehe..bagaimana caranya yah? agar bisa tahan duduk di sebelah s*ni ^___^

    BalasHapus
  4. :(( ... kapan aku bisa kembali menempati ruangan itu agar aku bisa melempar lagi smash pada teman2 yg tercinta...........

    BalasHapus
  5. buatlah ruang cinta disana mi... :p miss u so much deh

    BalasHapus